Di suatu malam yang tenang, saya duduk di ruang tamu sambil menikmati nasi goreng buatan ibu. Seperti biasa, hidup saya berjalan biasa saja—sampai datanglah adik saya, si ahli bohong yang merasa dirinya detektif profesional.
“Bang, kamu tadi ngambil cokelat aku, ya?” tanyanya dengan wajah penuh curiga.
Saya langsung gelagapan. “Enggaklah. Ngapain juga aku ngambil cokelatmu?”
“Hmm... Kalau gitu, coba makan nasi goreng ini,” katanya sambil menyerahkan piring saya yang tadi saya pegang. PREDIKSI SGP HARI INI
Lho? Nasi goreng? Apa hubungannya?
“Nasi goreng ini udah aku tambahin sambal 10 sendok. Kalau kamu bohong, pasti kepedesan,” katanya dengan wajah serius.
Saya menelan ludah. Jujur saja, saya bukan tipe yang tahan pedas. Tapi demi menjaga nama baik sebagai kakak tertua yang tidak bersalah (dan karena memang saya merasa nggak ngambil cokelat dia yang norak itu), saya beranikan diri makan satu sendok.